RESUME TABEL KEBENARAN


RESUME MATERI BIG PROJECT II
(TABEL KEBENARAN)


NAMA                               :        NURMALA SARI
JURUSAN                        :        PTI
SEMESTER/KELAS    :        II/B
NIM                                   :        2018060092
DOSEN PENGAMPU  :        ITA FITRIATI., S.KOM., M.T

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) TAMAN SISWA BIMA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI
TAHUN AJARAN 2018/2019



(TABEL KEBENARAN)
A.   Deklarasi (Proposisi)
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya.

Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar (true) atau salah (false). Preposisi selalu dinyatakan sebagai kalimat berita, bukan sebagai kalimat tanya maupun perintah. Proposisi juga merupakan kalimat yang bisa di buktikan kebenarannya,Proposisi juga dapat dinyatakan dalam angka 1 yang artinya benar dan 0 artinya salah.

Kesimpulan:
Proposisi adalah kalimat berita.

Pernyataan primer : pernyataan yang tidak mengandung kata hubung kalimat (pernyataan tunggal/pernyataan atom).
Penyataan majemuk : pernyataan yang mengandung satu atau lebih kata hubung kalimat.
Penjelasan:

– “689 > 354” = Ini adalah pernyataan dan merupakan proposisi. Nilainya benar.

– “Tembok Berlin ada di Jepang.” = Ini adalah pernyataan dan merupakan proposisi. Nilainya salah.

– “100000 < X” =Ini adalah pernyataan tetapi bukan merupakan proposisi. Belum ada nilainya karena merupakan kalimat terbuka. Disebut juga sebagai fungsi proposisi.
Berikut adalah contoh dari proposisi :

·         6 adalah bilangan genap
·         Soekarno adalah presiden pertama indonesia
·         15 > 12
·         20 – 15 = 5
·         Yogyakarta adalah kota pelajar (Benar).
·         2+2=4                (Benar).
·         Semua manusia adalah fana (Benar).
·         4 adalah bilangan prima (Salah).
·         5×12=90 (Salah)

B.   Ekuivalen (Sama)

Perhatikan uraian berikut :
Di dalam sebuah kulkas (lemari es) terdapat 3 jenis minuman, yaitu susu, teh, dan sirup dan tiga jenis buah-buahan, yaitu,mengga, jeruk, dan apel.
Sekarang kita misalkan jenis-jenis minuman adalah himpunan A dan jenis-jenis buah-buahan himpunan B, maka dapat ditulis:

A = {susu, teh, sirup}
B = (mangga, jeruk, apel}

Kalau kamu perhatikan kedua himpunan tersebut, apakah ada yang sama di antara keduanya?
Dari kedua himpunan tersebut yang sama adalah banyak anggotanya, yaitu sama-sama tiga, dapat ditulis n(A) = 3 dan n(B) = 3, jadi n(A) = n(B) = 3.

Himpunan-himpunan yang banyak anggotanya sama disebut himpunan ekuivalen atau himpunan ekuipoten.

Himpunan ekuivalen adalah himpunan yang unsurnya tidak sama, tapi banyak anggotanya sama.

Himpunan ekuivalen adalah dua himpunan yang memiliki jumlah anggota sama.


Contoh Soal Himpunan Ekuivalen
Diketahui: himpunan A = {1, 2, 3}, B = (a, b, c}, dan E = {1, ½ , 1/3 , ¼ } Di antara tiga himpunan ini mana yang ekuivalen?

Jawab:
n(A) = 3, n(B) = 3, dan n(C) = 4
Jadi n(A) = n(B) = 3, maka himpunan A ekuivalen B
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

Himpunan A dan B dikatakan himpunan ekuivalen, jika anggota himpunan A dan himpunan B sama banyak.
Dua himpunan A dan B dikatkan ekivalen atau sederajad, jika banyaknya anggota (elemen) himpunan A sama dengan banyaknya anggota (elemen) himpunan B.

C.        Tautologi dan Kontradiksi
*        Tautologi
Tautologi adalah proporsi majemuk yang selalu bernilai benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya. Sebuah Tautologi yang memuat pernyataan Implikasi disebut Implikasi Logis. Untuk membuktikan apakah suatu pernyataan Tautologi, maka ada dua cara yang digunakan. Cara pertama dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan bernilai B (benar) maka disebut Tautologi, dan cara kedua yaitu dengan melakukan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum Ekuivalensi Logika.
Contoh:
Perhatikn argumen berikut:
“Jika Toni pergi kuliah, maka Dini juga pergi kuliah. Jika Siska tidur, maka Dini pergi kuliah. Dengan demkian, jika Toni pergi kuliah atau Siska tidur, maka Dini pergi kuliah.”
Diubah ke variabel proposional:
A   Toni pergi kuliah
B   Dini pergi kuliah
C   Siska tidur
Setelah diubah ke bentuk variabel maka diubah ubah lagi menjadi ekspresi logika yang terdiri dari premis-premis, sedangkan ekspresi logika 3 adalah kesimpulan.
1). A  B              (premis)
2). C  B               (premis)
3). (A ˅ C)  B      (kesimpulan)

Maka sekarang dapat ditulis: ((A → B) ʌ (C → B)) → ((A V C) → B

A
B
C
A B
C
(A ˄(C
A˅C
(A˅C)
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
S
B
B
B
B
B
B
B
S
B
S
S
S
B
S
B
B
S
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
B
B
B
B
B
B
S
B
S
B
B
B
S
B
B
S
S
B
B
S
S
B
S
B
S
S
S
B
B
B
S
B
B

Dari tabel kebenaran diatas menunjukkan bahwa pernyataan majemuk :
((A → B) ʌ (C → B)) → ((A V C) → B adalah semua benar (Tautologi)

Contoh tautologi dengan menggunakan tabel kebenaran:
·           (p ʌ ~q)  p
Pembahasan:
P
q
~q
(p ʌ ~q)
(p ʌ ~q)  p
B
B
S
S
B
S
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
B
B
B
B

Ini adalah tabel kebenaran yang menunjukkan Tautologi dengan alasan yaitu        semua pernyataannya bersifat benar atau True (T). maka dengan perkataan lain pernyataan majemuk (p ʌ ~q)  p selalu benar.
·           [(p q) ʌ p] p  q

Pembahasan:
P
Q
(p  q)
(p  q) ʌ p
[(p  q) ʌ p] p  q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
B
S
S
S
B
B
B
B
(1)                       (2)                   (3)                      (4)                     (5)

Berdasarkan tabel diatas pada kolom 5, nilai kebenaran pernyataan majemuk itu adalah BBBB. Dengan perkataan lain, pernyataan majemuk [(p  q) ʌ p] p  q selalu benar.
Pembuktian dengan cara kedua yaitu dengan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum ekuivalensi logika.
Contoh:
1.                   (p ʌ q) q
Penyelesaian:
(p ʌ q)  q  ~(p ʌ q) v q
~p v ~q v q
~p v T
T ………….(Tautologi)

Dari pembuktian diatas telah nampaklah bahwa pernyataan majemuk dari (p ʌ q)  q adalah tautologi karena hasilnya T (true) atau benar.
Pembuktian dengan menggunakan tabel kebenaran dari pernyataan majemuk  (p ʌ q)  q yaitu:
P
Q
(p ʌ q)
(p ʌ q)  q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
S
B
B
B
B

Pada tabel diatas nampaklah bahwa kalimat majemuk (p ʌ q)  q merupakan Tautologi.
1.                   q (p v q)
penyelesaian:
q  (p v q)     ~q v (p v q)
~q v (q v p)
T v p
T …………(Tautologi)

*        Kontradiksi
Kontradiksi adalah proporsi majemuk yang selalu bernilai salah untuk semua kemungkinan kombinasi nilai kebenaran dari proporsi-proporsi nilai pembentuknya. . Untuk membuktikan apakah suatu pernyataan tersebut kontradiksi, maka ada dua cara yang digunakan. Cara pertama dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan bernilai F  atau salah maka disebut kontradiksi, dan cara kedua yaitu dengan melakukan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum Ekuivalensi Logika.
Contoh dari kontradiksi:
1.                   (A˄ A)

Pembahasan:
A
~A
(A ʌ ~A)
B
S
S
B
S
S
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pernyataan majemuk (A˄ A) selalu salah.
2.                   P ʌ (~p ʌ q)
Pembahasan:
P
Q
~p
(~p ʌ q)
P ʌ (~p ʌ q)
B
B
S
S
B
S
B
S
S
S
B
B
S
S
B
S
S
S
S
S

Ini adalah tabel kebenaran yang menunjukkan kontradiksi dengan alasan yaitu semua pernyataan bernilai salah (F).

D.       Aljabar Boolean
Aljabar boolean, adalah sistem aljabar himpunan atau proposisi yang memenuhi aturan-aturan ekivalen logis.
Misalkan B dengan operasi + (OR) dan * (AND), atau suatu komplemen, dan dua elemen yang beda 0 dan 1 yang didefinisikan pada himpunan atau proposisi, sehingga a,b dan c merupakan elemen B yang mempunyai sifat-sifat identitas, komutatif, distributif dan komplemen.
Misalkan F dengan operasi + (OR) dan (AND), atau suatu komplemen (‘), dan dua elemen yang beda 0 dan 1 yang didefinisikan pada himpunan atau proposisi, sehingga a,b dan c merupakan elemen B yang mempunyai sifat-sifat identitas, komutatif, distributif dan komplemen.

*Fungsi Aljabar Boolean : 


*        Terdapat 2 jenis Teorema dalam Aljabar Boolean :

– Teorema variabel tunggal :
Teorema variable tunggal diperoleh dari hasil penurunan operasi logika dasar OR, AND, dan NOT yang mana teorema itu meliputi teorema 0 dan 1, identitas idempotent, komplemen dan involusi.
– Teorema variabel jamak :
Teorema variable jamak terdiri dari teorema komutatif, distributive, asosiatif, absorsi dan morgan.

*        Hukum Aljabar Boolean

Dengan menggunakan Hukum Aljabar Boolean ini, kita dapat mengurangi dan menyederhanakan Ekspresi Boolean yang kompleks sehingga dapat mengurangi jumlah Gerbang Logika yang diperlukan dalam sebuah rangkaian Digital Elektronika.
Berikut 6 tipe Hukum yang berkaitan dengan Hukum Aljabar Boolean :

1. Hukum Komutatif (Commutative Law)
Hukum Komutatif menyatakan bahwa penukaran urutan variabel atau sinyal Input tidak akan berpengaruh terhadap Output Rangkaian Logika.

Contoh :
Perkalian (Gerbang Logika AND)
X.Y = Y.X
Penjumlahan (Gerbang Logika OR)
X+Y = Y+X
Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat menukarkan posisi variabel atau dalam hal ini adalah sinyal Input, hasilnya akan tetap sama atau tidak akan mengubah keluarannya.
Hukum Komutatif
2. Hukum Asosiatif (Associative Law)
Hukum Asosiatif menyatakan bahwa urutan operasi logika tidak akan berpengaruh terhadap Output Rangkaian Logika.

Contoh :
Perkalian (Gerbang Logika AND)
W . (X . Y) = (W . X) . Y
Penjumlahan (Gerbang Logika OR)
W + (X + Y) = (W + X) + Y
Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat mengelompokan posisi variabel dalam hal ini adalah urutan operasi logikanya, hasilnya akan tetap sama atau tidak akan mengubah keluarannya. Tidak peduli yang mana dihitung terlebih dahulu, hasilnya tetap akan sama. Tanda kurung hanya sekedar untuk mempermudah mengingat yang mana akan dihitung terlebih dahulu.

Hukum Asosiatif
3. Hukum Distributif
Hukum Distributif menyatakan bahwa variabel-variabel atau sinyal Input dapat disebarkan tempatnya atau diubah urutan sinyalnya, perubahan tersebut tidak akan mempengaruhi Output Keluarannya.

Hukum Asosiaif OR
4. Hukum AND (AND Law)
Disebut dengan Hukum AND karena pada hukum ini menggunakan Operasi Logika AND atau perkalian. Berikut ini contohnya :

Hukum AND
5. Hukum OR (OR Law)
Hukum OR menggunakn Operasi Logika OR atau Penjumlahan. Berikut ini adalah Contohnya :

Hukum OR
6. Hukum Inversi (Inversion Law)
Hukum Inversi menggunakan Operasi Logika NOT. Hukum Inversi ini menyatakan jika terjadi Inversi ganda (kebalikan 2 kali) maka hasilnya akan kembali ke nilai aslinya.

Gerbang Logika NOT

Jadi, jika suatu Input (masukan) diinversi (dibalik) maka hasilnya akan berlawanan. Namun jika diinversi sekali lagi, hasilnya akan kembali ke semula.



Daftar Pustaka 




Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentangku :)

Namaku : Nurmala Sari
Anak ke-2
Mahasiswi dari STKIP TAMAN SISWA BIMA
Prodi PTI

"Belajar mandiri dan tidak menyusahkan orang tua itu motto hidupku"

Terimakasih sudah mampir :)